Popular Post

Posted by : Unknown Kamis, 09 Mei 2013


▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼
ALUR CERITA HUNTER X HUNTER
▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲▲

Chapter 238 ►DELAPAN HARI BAGIAN 4


Sebelumnya Killua dan manusia penembak jitu itu jatuh bersama-sama ke dalam danau bawah tanah.
Killua tidak bisa melepaskannya karena dari dalam mulut dan topi manusia itu mengeluarkan tentakel gurita yg membelit tubuh Killua.
Di dalam danau telah menunggu puluhan chimera ikan, buaya, hiu, dan sejenisnya.


BYUUUURR

Killua dan penembak jitu langsung tercebur ke dalam danau bawah tanah.
Puluhan chimera-chimera yg lapar langsung menyerbunya.
“Darah!!!
Ini mangsanya!!!” Ucap chimera buaya melalui telepati.

Tubuh manusia itupun langsung dimakan habis hanya menyisakan kepalanya saja, semua chimera danau itu saling berebut untuk memakan tubuh manusia.
“Hah? Ini...
Inang kapten Ikarugo!!!
Kita harus berhenti makan!!” Ucap chimera piranha melalui telepati.

“Kita mau berhenti tapi... Ah tak mungkin!!!” Sahut chimera lainnya sambil terus memakan tubuh manusia itu.
“Darahnya memanggil kita!!” Ucap chimera lainnya melalui telepati.

Akhirnya mereka memakan habis tubuh manusia penembak jitu itu.
Sementara itu Killua dan chimera gurita yg sebelumnya mengendalikan tubuh manusia itu, selamat dengan bergelantungan di stalaktit atap gua.
Tiga lengan chimera gurita telah terpotong.
“Kau! Berani-beraninya kau memotong... Bagian kakiku yg paling penting, Ikarugoooo!!” Teriak Ikarugo chimera gurita marah.
“Karena kalau aku jatuh ke dalam air pasti nyebelin banget.” Sahut Killua, “Aku tertolong, berkat kaki penghisap ini.” Lanjutnya sambil bergelantungan di stalaktit gua dengan menempelkan kaki gurita milik Ikarugo.

“Kau gurita, ya? Kau punya delapan kaki.” Ucap Killua.
“Aku bukan gurita!!” Teriak Ikarugo marah dan kepalanya mulai membesar sambil mengarahkan senjata api laras panjangnya pada Killua.

Memang, ada cumi-cumi yg punya delapan kaki. (Tapi yg satu ini adalah gurita)

DOOOR

Bukannya menembakkan peluru tapi Ikarugo malah kabur dengan dorongan pistol airnya.
“Dadaaah...” Teriak Ikarugo meluncur cepat menjauhi Killua.

“Aku tidak bisa mengembangkan peluru lebih banyak lagi, kecuali aku menempel di baju inang baru...!
Aku serahkan hal ini padamu, Oroso.” Ucap Ikarugo dalam hati sambil meluncur menjauhi Killua.

TAP

Ikarugo sangat terkejut karena Killua berhasil menyusulnya dengan gerakan yg cepat.
Killua pun berhasil menangkapnya dan Ikarugo nampak panik.
Killua masih menempel di stalaktit atap gua menggunakan tentakel gurita dan tangan kirinya memegang lengan mirip pistol Ikarugo.
“Yo, kita bertemu lagi.” Ucap Killua sambil memegangi lengan Ikarugo.
“Eh...
Hahahaha, iya. Lama tak jumpa.
Bercanda, hehehe.” Sahut Ikarugo panik karena dibawahnya puluhan chimera menunggu di air danau.

“Boleh tanya sesuatu?” Ucap Killua.
“Ya ya. Boleh.” Sahut Ikarugo gugup.
“Kalau kau mau pergi, kenapa tak masuk ke dalam air? Kau unggul di air, kan? Jangan-jangan kau tak bisa berenang?” Tanya Killua.
“Itu... Eh... Hem...” Ucap Ikarugo panik.
“Apa itu darah?” Tanya Killua, lalu Killua mengguncang-guncangkan tubuh Ikarugo yg membuat darahnya menetes ke air danau dibawahnya.
puluhan chimera-chimera danau itu langsung menghampiri darah yg menetes, dan mereka saling berebut walau hanya setetes darah.

“Mereka yg didalam air sangat menyukai darah dan tanpa ampun akan menyerang siapapun yg berdarah.
Kalau kau kesana sekarang, kau akan dimakan karena lenganmu mengeluarkan darah.
Aku sadar pas melihat mereka tanpa mikir dua kali melahap kakimu yg terputus.
Apa aku salah?” Ucap Killua.
“Ah... Nggak. Aku juga tadi mau jawab kayak gitu...” Ucap Ikarugo gugup.

“Ikarugo, kau telah mengalahkan dia?” Suara dari Furatta chimera capung mengiang dikepala Ikarugo.
“Belum, kita masih bertarung!” Ucap Ikarugo.

“?
Ngomong sama siapa kau?” Tanya Killua.
“Tunggu dulu... Aku menyia-nyiakan kesempatan besar!!” Teriak Ikarugo.
“Ah, tak salah lagi. Kalian berkomunikasi melalu gelombang elektrik.” Ucap Killua, “Apa dia bosmu? Dia yg berdengung diatasku, kan.” Lanjutnya.
“Bukan!! Itu hanya... Eh...” Jawab Ikarugo gugup.

“Ikarugo!! Jawab aku!!” Suara dari Furatta kembali terngiang dikepala Ikarugo, “Ikarugo!!”
“Ya, kita masih bertarung.” Sahut Ikarugo melalui telepati chimera.
“Ya, kau tidak salah, tapi kau tidak benar juga.” Ucap Ikarugo pada Killua.

Sementara itu Furatta chimera capung masih menunggu di luar gua bawah tanah, Furatta hanya terbang mengelilingi pintu gua.
“Baiklah, sepertinya aku mengganggumu. Tapi kalau kau mengetahui sesuatu, laporkan segera.” Ucap Furatta melalui telepati, “Musuh pasti akan curiga kalau ada capung terbang di sekitar gua. Aku tidak mampu menggunakan satelit capung.” Lanjutnya dalam hati.

Beralih ke dalam gua bawah tanah, Killua masih memegangi Ikarugo chimera gurita agar tidak jatuh ke bawah.
“Ayo kita buat kesepakatan.” Ucap Killua namun Ikarugo tidak tahu apa yg diucapkan Killua, “Kalau kau memberitahuku kemampuannya, aku akan menyelamatkan hidupmu. Kau ku beri waktu 10 detik untuk menjawab.” Lanjutnya.

Namun Ikarugo hanya terdiam, nampak keringat mengucur deras dari wajahnya.
“Delapan...” Killua mulai menghitung mundur 10 detik.

Dan Ikarugo nampak mengeluarkan air mata.
“Cumi-cumi... Aku...
Aku ingin terlahir menjadi cumi-cumi. Terutama menjadi cumi-cumi Whiplash (Chiroteuthis Pictet!)...” Ucap Ikarugo.

Killua hanya terdiam sambil mendengarkan cerita Ikarugo.
“Kau pikir gurita dan cumi-cumi hampir sama, kan? Salah besar!! Gurita sangat jelek, tapi cumi-cumi sangat keren.
Seperti halnya perbedaan antara bentuk dan posisi hidung dan mata manusia menentukan keindahan estetika mereka, kan?
Bagiku, bentuk cumi-cumi sangat indah.” Jelas Ikarugo.
“Tiga...” Killua melanjutkan menghitung mundur waktu 10 detik.

Tapi tiba-tiba...

KRAAAAK

Ikarugo memotong lengan senjatanya yg dipegang Killua, Ikarugo berniat bunuh diri dengan menceburkan diri ke air danau dimana puluhan chimera-chimera lapar siap melahapnya.
“Aku tidak akan... Menghianati teman-temanku...!!” Ucap Ikarugo pasrah untuk terjun ke air danau.

“Ya... Terlihat dari matamu...” Ucap Killua dalam hati.

“Aku berharap. Selanjutnya... Aku terlahir menjadi cumi-cumi.” Kata-kata terakhir Ikarugo sebelum jatuh ke air danau.
Killua hanya memejamkan matanya.

BYUUUURR

Killua melemparkan potongan lengan senjata Ikarugo.

Dan Ikarugo membuka matanya, dia terbang...?? Tak jadi tercebur...??
Ternyata Killua menggunakan yoyo nya untuk menangkap Ikarugo.
Lengan Ikarugo terbelit benang rantai yoyo Killua.

“Ke... Kenapa?” Tanya Ikarugo.
“Karena kau sangat keren.” Jawab Killua, “Kita bertemu dalam keadaan yg berbeda. Aku pikir kita bisa berteman.” Lanjutnya.

Kemudian Killua melemparkan tubuh Ikarugo ke tepi danau.

Tiba-tiba dari bawah Killua, muncul chimera ikan hiu berukuran besar siap menyerang Killua.
“... Ah...” Ucap Ikarugo melihat Killua dalam bahaya.

Killua pun menghilang dari pandangan Ikarugo. Apakah Killua dimakan chimera ikan hiu??

Ikarugo menangis ditepi danau sambil mengamati daerah sekitar dan mencari-cari Killua.

Beralih ke luar gua, dimana Furatta berada.
“Ikarugo, jawablah!!” Ucap Furatta melalui telepati.
“Iy... Iya!!! Kita masih bertarung.” Balas Ikarugo melalui telepati.
“Apa dia menggunakan senjata?” Tanya Furatta.
“Tidak. Dia hanya menggunakan tangan kosong.” Jawab Ikarugo berbohong.

Sementara itu didalam gua bawah tanah.
Killua melompat ke atas stalaktit dinding gua, itulah mengapa Ikarugo tidak melihatnya karena pandangan Ikarugo tertutup dinding batu.
Tapi...
Chimera ikan hiu berhasil menangkap Killua dan mencengkram Killua didalam mulutnya.
“Hahahaha, apa kau biarkan dirimu lengah? Apa kau tidak berpikir kalau ikan bisa loncat!? Hah?” Teriak chimera hiu senang.

Mulut chimera hiu mencengkram dinding stalaktit gua, sementara Killua terjepit didalam mulutnya sehingga tak bisa bergerak.
“Aku akan mencambikmu bersama batu stalaktit ini! Hah?! Ayo, ayolah, menjerit dan teriaklah untukku, berandal! Aku ingin menikmati membunuhmu!! Hah!?
Apa terlalu sakit untukmu sehingga kau tak bersuara!? Hah!? Hei!?” Teriak chimera hiu sementara Killua hanya terdiam.
Kemudian aura pembunuh Killua keluar, Killua menatap tajam chimera hiu.

“Ah... Aku lega.” Ucap Killua dengan tatapan mata tajam.
“Hah!? Apa!?” Ucap chimera hiu terkejut.
“Aku lebih menyukai makhluk brengsek sepertimu menjadi musuh.” Ucap Killua.
“Hah?” Ucap chimera hiu panik.
“Karena... Kau sangat mudah dibunuh.” Sahut Killua.

Dan...

BRAAAAK

Killua memukul chimera hiu hanya dengan lengan kirinya karena lengan kanannya menempel pada stalaktit gua.
Sekali pukulan, rontok semua gigi-gigi tajam chimera hiu hingga mengeluarkan darah. Dan dibawahnya telah menunggu puluhan chimera-chimera yg lapar. Tubuh chimera hiu pun menjadi santapan teman-temannya sendiri. Sungguh ironis.

Lalu tanpa disadari Killua, chimera ikan kecil melompat kebelakangnya.
“Ku ku ku.
Ya!! Dia itu cuma sebuah omong kosong!! Oleh karena itu sebagai umpan!!” Ucap chimera ikan kecil dalam hati, “Aku telah melakukannya, Oro-sama!! Seperti yg kau lihat, aku, cobaan... Meletakkan Pin padanya. Cobaan telah menyelesaikan tugas!!!” Lanjutnya melapor menggunakan telepati.

Diam-diam chimera ikan kecil itu menempelkan sebuah pin kecil berbentuk bulat pada baju belakang Killua.

Sementara itu ditempat lain, telah menunggu chimera ikan yg tengah bermesraan dengan chimera lawan jenisnya.
“Ayo kita mulai permainnya.” Ucap chimera ikan jantan berbentuk manusia.
“Waktunya bersenang-senang...” Sahut chimera ikan wanita.

Apakah yg akan terjadi selanjutnya?!

Bersambung ke chapter 239

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © FAHRUDINIZER BLOGZ™ - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -